Jumat, 29 Januari 2010

BUNGA KEMATIAN

Hari ini
Ada yang mati lagi
Ah, itu sudah biasa
Mungkin karena bunga
Daging-daging utang kian menjalang
Menghadang dihadapan pedagang
Hari ini
Orang-orang memilih jadi gang
Mengantar dari tertusuk jadi terpuruk
Ah, kejam nian
Hari ini
Ada yang mati lagi
Terhimpit tekanan
Tertimbun bunga kematian

BUNGA LAYU DI LEMARI BESI

Tak ada lagi bunga di taman
Tak ada hijau rumput walau sejumput
Bunga dari kertas putih
Mengharumkan dinding beton
Menggelegarkan
Dari payable ke receivable
Dari receivable ke payable
Tidak ada urat nadi kemerahan
Mengampun kapitalis yang menahan
Kini bunga masih segar
Antara tiang besi dalam map bersih
Tiada lagi
Bunga layu di lemari besi

WANITA KEDUA

Saat masa
Tersebutlah dunia kedua
Terbentang antara pusar seorang pria dan dagunya
Apapun itu . . .
Mungkin dia bernyawa
Air dua dunia mengalir
Tanpa kenikmatan
Apapun itu . . .
Mungkin mereka bernyawa
Dan ternyata
Dunia pertama memang metamorfa
Apa itu?
Satu dan dua adalah sama
Sampai terbelah diantara taqwa

TENGAH YANG BERJAYA

Tangga ini bukan roda
Tidak bisa berputar begitu saja
Menjadi atas dan bawah begitu saja
Tengah sekarang bukan rata-rata
Ampun,
Tengah juga bukan media
Dari rendah atas bisa kalah
Dan sekali lagi ampun,
Pada tengah yang tengah berjaya

PUISI PERPANJANGAN

Jam ini begitu singkat
Tanpa ada keterikatan masa
Saat yang lain begitu kilat
Puisi tersandung waktu
Menantang reaksi
Disamping botol masa yang menghalangi
Puisi perpanjangan waktu
Diantara dua berputar sempurna
Dan mengapa?
Puisi panjang yang telanjang
Mengurai apapun yang terkekang waktu
Terlempar dari singgasana rejeki