Senin, 14 Desember 2009

BERGURU

Pada apa aku berguru?
entah siapa yang tahu

aku berguru padamu
apakah guru itu?

Jumat, 11 Desember 2009

terserah anda

aku belum

Kamis, 26 November 2009

HITAM PUTIH

HITAM PUTIH
Bawahku hitam dan atasku putih
Terkoyak-koyak dalam diriku satu
Mambawa apapun yang ada dimanapun
Bawahku hitam dan atasku putih
Menempel ketat dalam diriku satu
Menghamba pada kekuasaan dimanapun
Bawahku hitam dan atasku putih
Melarang segala illegal dalam diriku satu
Tertahan pada stagnan dimanapun
aku berusaha tidak bosan

AKU INI

AKU INI
Memandang diriku sendiri
Menggigil kedinginan
Tertelan sepi dalam jiwa
Hanya terpasrahkan
Tak ada keinginan
Memandang diriku sendiri
Pada segepok kertas
Menumpuk dihadapanku
Hanya tersampahkan
Tak ada keinginan
Memandang diriku sendiri
Begitu kecil diri ini
Menatap gunung-gunung terpaku
Pada besarnya bumi tak berpijak
Hanya terkucilkan
Tak ada keinginan
Memandang diriku sendiri
Hanya sebuah manusia
Tak ada keinginan

angin beribadah

ANGIN BERIBADAH
Angin beribadah
Bertiup tertentu arah
Aku masih disini
Menatap angin bersemi bertuju
Dalam jalur begitu mulur
Tertekan tak kekurangan
Angin beribadah
Dan niat tiga arah
Aku masih disini
Menunggu kedatangan angin
Berjalan lurus tapi tetap tersebar
Tidak merusak apa itu kabar
Jangan kau pergi
Pergilah!!!

ARAH MANA?

ARAH MANA?
Tanpa kehilangan arah
Aku tetapkan hati
Bulan dan bintang tak bersinar
Menunggu aku tertatih disini

KENIKMATAN SEMU

KENIKMATAN SEMU
Ujung dunia mengukur dunia
Hal mengcover kehidupan apa-apa
Tertinggal tak jauh dan tak terjaga
Perdamaian dan ketenangan ditengah
Hanya ilusi tak terbantah
Akhir waktu akan lebih tentu
Menentukan takdir dan apapun itu
Tau apa kau?
Jangan kau tertipu
Waktu-waktu kosong menjadi tertawa
Mencoba tak tergelincir waktu itu
Dengan keamanan saat ini
Penipu-penipu masih bertebaran
Dikasihlah kau fatamorgana
Berapa banyak orang difitnah dengan berita baik?
Kelembutan adalah ranjau
Dan mereka tidak tahu
Semakin dekat semaki tidak jelas

KONSTITUSIKU

KONSTITUSIKU
Konstitusiku bergelombang
Tidak berubah dari ke-eksis-an lama, atau etis?
Dari tindakan konstituante, terlambat
Efektif dari rakyat?
Dari waktu-kah?
Kehendak suara dari sana
Kinerja juga sama-sama
Pergerakan sparatis yang setengah
Kegiatan tidak dari lubang kelihatan
Minta perhatian, hahaha
Aku cuek sama pacarku
Frontalku tak berlaku
Celah kotor dibawah kaki

DONGENG KAKEKKU

DONGENG KAKEKKU
Kakekku mendongeng
Dongeng ceritanya yang dulu
Dongeng dikala berlalu
Dongeng yang sekarang aku tahu
Kakekku mendongeng
Kakekku seorang tua
Kakekku telah berjaya
Kakekku sekarang tiada
Tahukah kau kakekku?
Aku disini terbelenggu
Berusaha mencari banggamu
Saat aku teringat ceritamu
Air mataku luluh merindumu

TIDAK APA-APA

TIDAK APA-APA
Tidak apa-apa, Apakah itu?
Tidak apa-apa, menjadi tidak bagaimana-bagaimana
Isyarat apa dan bagaimana apakah itu?
Apa dan bagaimana tak mungkin mengapa
Lembaran kecil apa
Teronggok tak berserat dimana
Ah,
Apa kau tanya
Bagaimana dan mengapa
Apa

AKU MERASA LAYU

AKU MERASA LAYU
Terdiam aku
Terbisu aku
Telungkup dalam aku
Angin bertiup panas
Tertiup berangin-angin
Angin menghembus keras
Tertiup ruang angin
Aku merasa layu
Terlarut aku
Terkubur aku
Termatikan dalam aku

TERPATUT

TERPATUT
Yang karena tak patut
Kertas putihpun tak patut
Warna putih tak akan menuntut
Hingga hitam menjadi akhir buntut
Angin masih berguling
Aku tak mau membalik baling-baling
Angin berbalik
Tapi aku tak mau berguling
Ya,...
Karena tak patut

TAK PEDULI

TAK PEDULI
Menelusuri sela-sela angin
Jari manisku terlihat bingung
Mengejar kata yang tak jelas
Puasa tak apalah
Bagaimana aku harus makan?
Anginkah yang memberiku makan?
Lalatkah yang memakannya?
Tali serat baja tergulung rapi
Ah, tak kupedulikan
Ah, apa peduliku?
Ah, bagaimana bisa peduli?

BELUM

BELUM
Kayu mengaku
Akulah aku
Masa pencarian hampir berdaya
Ya, itu ..., ya ...
Walaupun pergantian pencarian
Ya, itu ..., ya ...
Musim berubah
Ya, itu ..., ya ...
Belum

BUNGA TAK SEMPURNA

BUNGA TAK SEMPURNA
Bunga yang tak sempurna
Terbukti peristiwa-peristiwa tertawa
Bagaimana bunga hidup
Telungkupkah?
Tertutupkah?
Bunga dilihat orang buta

KEMEJA BATIK

KEMEJA BATIK
Kemeja batik berdiam diri
Si pemakai tak tahu diri
Duduk dan kemudian berdiri
Kuperhatikan memang dia tak tahu diri
Kemeja batik masih berdiam
Menggeram pada tuan yang tetap diam
Menatap ke depan tampak suram
Tuan pemakai masih juga diam
Kemeja batik mahal berharga
Tidak mau merasuk pada tuan raga
Tertekuk pada otot dan bau geliga
Pikiran kosong putih terjaga
Kemeja batik masih berdiri
Si pemakai memang tak tahu diri

ANDAI IDEOLOGI ITU

ANDAI IDEOLOGI ITU
Andai ideologi terganti
Akankah langkah tertatah?
Andai ideologi terbeli
Akankah negara terpecah?
Andai ideologi mati
Akankah manusia juga mati?
Andai ideologiku .....
Akankah aku mau tahu?

MALAM MATI

MALAM MATI
Hujan berhenti
Tak percaya tak makan
Si tua jadi mati tak dikubur pelan
Hujan yang tadi pagi
Bisakah berulang terjadi
Malam datang sinar hilang
Juga hujan yang tak kunjung berulang
Angin mendadak mati
Berduka atas kehilangan cahaya
Tetapi,
Malam lupa akan masa lalunya

Kamis, 19 November 2009

sisi pati

my family

Minggu, 25 Oktober 2009

PUTUS

Hatiku remuk
Dihantam muntahal jumu'
Kau siram dengan air garam
Luka yang dulu kau tanam

Kini aku merana
Mengapa dunia ini fana?
Apa bisa kekal
Dengan kamu yang nakal

Kadiq dan Mudrik bertanya
Ada apa?

Aku tak tega
Jadikan kalbu yang lega

BAGIAN KESALAHAN

Sapaan hangat membelai jiwa
Daun turun menangis meratap nasib

Tak terasa helaian menakutkan
Daun-daun takut turun

Angin tak merasa
''Apa salahku?''
Angin tak tahu menahu

Daun kian bergidik
Kala angin jauh mengindik

Ketakutan mematikan asa
Hijau asa menguning jua

Peristiwa hanya terekam udara
Mengenang ketakutan tiada tara

DIAM

Lembaran kuning
Tersibak bagai janin
Tersebar kabar
Terdengar sampai akar

Berjalan di atasnya
Berlari melintasinya
Hingga waktu kan tiba
Dalam naungan rasa iba

Aku terpekur
Terlanjur
Diantara sekian banyak kepala
Didalamnya ada mata
Mata-mata mulai menghunjam
Menusuk jiwa raga
tajam
Dan aku
Hanya diam

PERCAYA ATAU TIDAK

Hanya Aku yang tahu
Kapan hari itu
Hanya Aku yang tahu
Kapan terjadi itu

Kamu semua
Tak kan ada guna
Tak hanya sampah
Tak hanya murah

Nonakal lebih percaya
Antara dunia 2 maya

Hanya saja
Kamu semua
Tak mudah percaya

Di dunia tlah tampak semua
Ayat-ayat membentang kaffah
Akan menyatu seluruh
Tinggal padang utuh

BATU MERAH

Batu merah

Hanya sebatas dinginnya malam
Takkan menusuk tulang dalam
Takkan merusak indahnya pualam
Takkan menghantui hitam kelam

Malam semakin berlari
Tinggal menatap seberapa berlalu
Depan mata tertancap sesaat

Duduk membelakangi dunia
Punggung bumi merah membara
Mata memerah
Terlalu cepat untuk menghilang

Zamrud bermetamorforis
Hijau menghilang entah kemana
Ciptaan tak tahu apa2

Kamis, 15 Oktober 2009

Bayangan hati Hitam

Langit ini hitam
menenggelamkan segalanya
y, segalanya

puisi tergantung
tergantung langit yang hitam
sekecilpun bintang
mengernyit pada awan temaram

hatiku adalah cahaya
tersebar dan terbesar
dalam alunan metabolisme jiwa

bayangan hati yang tergantung
tergantung langit yang hitam

Dalam liburan (manakib)

Hari kamis tanggal 15 okt. Sudah waktunya memenuhi nadzarnya abah. Ya, manakiban, seperti yg telah kusinggung dalam post kemaren.
Pagi nangkep ayam, trus potong tanpa ampun, tapi tanpa putus leher. Ayam jago putih mulus dalam sekejap menjadi daging mentah siap olah, eh siap bubut.
Tak lain dan tak bukan, ialah ibuku sendiri yang menjadi koki dalam episode ini, tentunya dengan bantuan putra satu-satunya ini (sombong mode : on).
Singkat cerita, semua menu sudah siap.
Jam 2 siang, sepulang abah dari kantor, beliau langsung tancap gas membaca manakib syeh Abd Qodir. Sehingga tak perlu menunggu lama untuk menikmati ayam matang.
Sudah lengkap, tinggal membaginya ke tetangga.
Selesai

Rabu, 14 Oktober 2009

Hari

Malam ini, sepi sendiri, ak merebahkan diri.
Sudah bertambah sehari, waktu yang kulalui bersama makhluk Tuhan lainnya.
Sempat terpikir "mengapa hari ini terasa hampa? Apa karena nganggur?"
Sudah sejak dari minggu ke 3 pada bulan Romadon, ak kembali ke kampung halaman, bersama keluarga dan sanak famili.
Sekarang minggu terakhir liburanku, karena mulai tanggal 19 okt, kuliahku sudan dimulai (isu_red). Dari mulai hari pertama aku di rumah, aku sudah berpikir, "apa yang akan aku lakukan?"
Tetapi, tanpa berselang waktu, pekerjaan itu datang sendiri. Terhitung 4 fase (menurut pengelompokanku_red) kegiatan yang insyaALLAH, (yang terakhir insyaALLAH besok baru terlaksana_red) aku lakukan selama liburan.
Pertama, takbir keliling, dari mulai persiapan sampai malan hari H. Kedua, jelas badan (silaturahmi_red), seminggu ful, bahkan lebih. Ketiga, brifing, pokoknya keliling sma-sma se Pati, tapi belum semua. Yang terakhir, manakiban, syukuran+shodaqoh.

Ternyata kesibukan adalah jiwa dari kehidupan.

Karena udah malem, aku mo tidur dulu. Cerita dan puisinya masih ada stock. Jangan khawatir.
Terimakasih.

Anginku

ANGINKU

Terletak sesudut cahaya
temaram menggelak tawa
angin yang hanya hawa

bergerak-gerak terkadang lupa
anginku tertawa
tanpa terpikir es dan air
anginku tertawa

mengais sungai dalam
mengeruk air dasar
terus dan terus

anginku tertawa
melihat sesudut cahaya